PERSIAPAN DAN PERENCANAAN LIPUTAN INVESTIGASI

Di balik kompleksnya masalah atau kasus yang dihadapi para wartawan investigasi, ternyata terdapat rangkaian list perencanaan yang  jelas dan matang. Perencanaan inilah redaksi media dan wartawan bisa mengetahui langkah-langkah pemecahan kasus/masalah secara sistematis dan  menuntun mereka untuk menyelesaikan kasus secara tuntas dan maksimal.

Persiapan-persiapan apa saja yang harus dilakukan oleh wartawan dan redaksi media dalam praktik-praktik peliputan investigasi? Dalam video tersebut menunjukkan proses memulai dan merencanakan peliputan investigasi versi majalah tempo -majalah yang selalu memiliki rubrik khusus investigasi-.

Wahyu D- Tempo

Wahyu Dhyatmika, Wartawan Tempo via WatchdoC

Wahyu Dhyatmika salah satu wartawan tempo mengatakan sebuah peliputan investigasi ada berawal dari sebuah tuduhan yang nantinya tuduhan tersebut harus dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan, sehingga kebenaran akan terungkap. Berikut 7 langkah perencanaan investigasi majalah tempo:

  • Berawal dari ide lalu mengumpulkan bahan-bahan awal (mentah), seperti data, dokumen, foto, audio, video, atau testimoni)
  • Setelah pengumpulan bahan mentah tadi, maka masuk ke tahap verifikasi. Fungsinya untuk membuktikan bahan-bahan tersebut adalah valid.
  • Selanjutnya mencari sumber utama atau sumber kunci. Dengan menemukan sumber kunci inilah wartawan bisa mendapatkan detail cerita, konteks dan informasi terkait seberapa besar skala kasus yang terjadi itu.
  • Rapat redaksi, pertemuan redaktur dengan para wartawan disertai presentasi terkait data-data yang telah diperoleh.
  • Pembabakan cerita dan penentuan sudut pandang.
  • Pembagian tugas (wawancara narasumber dan membuat daftar pertanyaan).
  • Langkah perencanaan yang terakhir adalah rapat redaksi, proses penulisan, dan penyuntingan (editing).

Dandy

Dandhy Dwi Laksono bersama Bukunya Jurnalisme Investigasi via WatchdoC

Sedangkan versi yang lain adalah dari Dandhy Dwi Laksono, mantan kepala peliputan RCTI, beliau memaparkan ada 5 langkah yang harus disiapkan dalam ruang redaksi untuk melakukan liputan investigasi, diantaranya:

  1. Membentuk tim yang multi spesialisasi.
  2. Melakukan riset, survei atau observasi awal.
  3. Menentukan fokus liputan yang tentunya masih ada kaitan dengan hipotesis yang telah dibuat.
  4. Merancang strategi eksekusi, terkait teknis-teknis apa saja yang harus dilakukan, perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, seberapa besar kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan, dan masih banyak lagi.
  5. Menyiapkan skenario setelah melakukan publikasi.

Hal-hal lain yang harus diwaspadai oleh para wartawan saat melakukan peliputan investigasi adalah ketika mereka menjumpai atau menemukan data-data penting tetapi tidak relevan dengan topik investigasi. Karena ada kondisi seperti itu, maka tim peliputan harus memantapkan lagi strategi, target atau fokus liputan, agar dalam prosesnya tidak terjebak dengan temuan-temuan yang tidak relevan.

Berikutnya dalam ranah jurnalis investigasi radio, Citra Diyah Prastuti, wartawan KBR 68h juga memaparkan nilai penting dari perencanaan sebuah liputan investigasi. Menurut pengalamannya, ketika seorang wartawan telah menemukan sebuah tuduhan atau sebuah awal kasus, maka dia harus segera memutuskan apakah mau meneliti lebih lanjut terkait kasus tadi. Jika iya, maka harus mempersiapkan SDM berupa penerjunan perorangan atau tim, dan menghitung budget yang ada. Untuk tahap selanjutnya secara garis besar sama seperti yang dipaparkan Dandi dan Wahyu.

Kembali ke langkah persiapan yang terakhir versi Dandi, bagaimana mengatasi kemungkinan dampak negatif ketika sebuah media telah mempublikasi karya investigasinya?

  • Pastikan orang-orang yang berkepentingan dan terlibat kasus tersebut memaparkan secara terbuka sesuai versinya. Walaupun pihak media telah terang-terangan menuduh orang tersebut, mereka tetap harus memberikan ruang bicara terhadap orang-orang tadi untuk menyampaikan bagaimana versi mereka.
  • Jika setelah publikasi dampak utama tidak sepadan dengan dampak sampingnya maka hasil sebuah liputan investigasi mau tidak mau harus ditarik kembali dari peredaran di masyarakat. Sebagai contoh, ternyata dampak besarnya sampai mengorbankan keberadaan media itu sendiri (media diancam ditutup), maka mau tidak mau harus dihentikan.

Video produksi WatchdoC bisa dikunjungi di :

#ChallengeMenulisRutin

 

Leave a comment